Minggu, 18 Desember 2011

KUBUKA ALBUM BIRU... USANG DAN PENUH DEBU



oleh  Ignatia Jessica ( Keuskupan Agung Bogor )

Kubuka album biru, usang dan penuh debu .... kupandangi semua gambar diri, kecil bersih belum ternoda .... "
Sepenggal liyrics ini tentunya amat lekat di ingatkan kita. Ini penggalan kalimat dari lagu berjudul BUNDA. Bercerita tentang perasaan seorang anak yg mengenang kembali kasih ibunya melalui album masa kecilnya.

Pagi ini seorang tanteku menyodorkan sebuah album padaku, katanya ini titipan mama buat aku.  Kakak dan adikku semua juga mendapatkan masing-masing 1 album. Ketika kubuka, aku melihat beberapa photo bayi dalam berbagai pose, dibawahnya ada catatan dalam tulisan tangan .... tulisan mamaku.  Catatan itu berisi keterangan waktu dan tempat photo itu diambil dan beberapa detil suasana, misalnya : " jessica dengan baju barunya, mantel hasil rajutanku sendiri  "   atau catatan singkatnya : "  Pertandingan pertama Jessica, Softball melawan  SD  VanLith, Jessica memang tomboy dibandingkan kakak2nya "  aku tersenyum membaca note-nya dan melihat gayaku dengan topi miring.
Dan di halaman berikutnya aku dapat melihat photoku yang merupakan rangkaian metamorphosa seorang aku dengan lengkap ..... dari bayi sampai aku dewasa, saat menikah dan di halaman terakhir adalah photoku menggendong bayi pertamaku, kubaca catatan  mama disana : " Serasa baru kemarin aku mengganti popoknya, kini Jessica sudah memiliki dunianya sendiri ....".  Ada sesuatu yang membuat tenggorokanku seakan tercekat. Perlahan butiran airmata menetes membasahi kedua pipiku, makin lama makin deras.
Kutengok ke sudut sebelah kiri .... disana kulihat kakak lelakiku juga sedang mengusap airmatanya. Sejenak kemudian kami semua berkumpul di ruang tengah, tempat biasa kami berkumpul kala berkunjung ke rumah mama.  Di tempat ini dahulu kami sering berebut minuman sore dan penganan kecil buatan mama. Disini juga biasanya kami duduk berkumpul membahas pembagian tugas panitia perkawinan salah seorang diantara kami.  Disini juga aku beberapa kali menerima nasehat mama tentang menjadi isteri yang baik, dan disini juga kami saling menguatkan kala suamiku berpulang ke rumah Bapa beberapa tahun yang lalu. Ya, di meja inilah satu demi satu anak2nya mencurahkan isi hatinya, impiannya, kekecewaan serta kebahagiaannya kepada mama.  Di meja inilah semua permasalahan dituntaskan bersama mama sebagai penengah yang adil dan penuh kasih.
Dan  siang itu kami masih berkumpul di meja oval itu, duduk diam dengan album di tangan masing-masing .... ada satu bangku yang tidak terisi ..... disanalah biasa mama duduk. Sosoknya sudah tidak bersama kami lagi.  Mama sudah bersama Tuhan Yesus kini.

Album itu adalah hadiah terindah bagi kami semua.  Dengan caranya sendiri mama telah menceritakan bagaimana dia selalu ada untuk kami.  Mama dengan kesabaran dan cintanya tidak pernah membedakan kami (sebelas bersaudara) dan itu dibuktikannya dengan album yang berjumlah 11 buah. Dan itu adalah kenangan kami yang paling indah. Di album itulah kami melihat sejarah hidup kami masing-masing.... luar biasa !

Tuhan Yesus yang penuh kasih, kami iklaskan mama kembali ke rumahmu. Cintailah mama seperti dia telah selalu mencintai kami ... bawa mama kedalam rengkuhanmu seperti dia telah melindungi kami dengan kehangatan kasihnya.  Amin. Selamat jalan mama, doa kami selalu menyertaimu .... kasih dan cintamu akan selalu hadir dihati kami, hingga nanti kita dipertemukan kembali .....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar